Teknologi Dulu, Baru Kehidupan

Manusia tidak dapat hidup tanpa teknologi. Penelitian ilmiah antropologis cukup membuktikan bahwa suatu kehidupan baru bisa dijalani setelah teknologi ditemukan. Kebutuhan dasar akan makanan dan minuman menjadi bermanfaat karena ada proses dari teknologi. Teknologi tidak hanya berarti sebuah hasil instrumen, melainkan metode, teknik atau softskill di dalamnya. Hubungan manusia dengan teknologi yang manusia sendiri temukan menjadi fokus menarik di sini.

Kemampuan kecerdasan manusia dalam “merangkai” proses teknologisnya menentukan cara mengolah unsur pembangun kehidupan untuk dapat bertahan hidup (atau bahkan menjadi abadi lewat penemuan-penemuannya). Salah satu penemuan terkini mengindikasi bahwa kecerdasan manusia dapat digantikan oleh kerja computer melalui artificial intelligent (AI).
Segala kecerdasan manusia “dipindai” ke dalam sistem kuantifisasi pengetahuan yang besar oleh manusia sendiri.

Pengetahuan diklasifikasi dalam kategori-kategori tertentu yang mudah diperoleh sebagai referensi. Dengan rancangan computer programming dimana suatu data pengetahuan diradikalkan dalam bentuk program operasional yang mudah dikuantifikasikan. Pengetahuan, di titik ini tampak mentransformasikan pengetahuan dan pengalaman manusia lewat bahasa komputer.

Mengutip Don Idhe, manusia mereduksikan artificial intelligence kepada aplikasi dalam sistem yang tertutup saja seperti permainan catur dengan komputer, dan tidak mampu diterapkan dalam konteks dunia terbuka. Melalui bahasa komputer, teknologi lebih lanjut berkembang menjadi suatu sistem yang sangat kompleks yang dapat membedakan secara jelas hubungan manusia dengan teknologi: apakah ia menjadi teman baik atau hanya menjadikan manusia sebagai objek benda?

Arie Kama

#teqnulugidoeloebarukehidoepan merupakan sebuah upaya untuk memaknai teknologi, terutama computer programming melalui film. Bagi yang penasaran apa itu #teqnulugidoeloebaru-kehidoepan serta ide dibelakangnya, silahkan ikuti pemutaran dan diskusi.