AGUSTUS 2019
Nuberu Bagu 60an
Nuberu bagu merupakan sebutan peristiwa Gelombang Baru Jepang yang terjadi kurun tahun 1950an hingga awal 1970an. Berakar pada filsafat dan ideologi kiri dan dipompa oleh hasrat perlawanan, Nuberu bagu menguatkan kritiknya terhadap lingkup sosial dan politik Jepang pasca-perang.
Terma “Gelombang Baru” pada Nuberu bagu sendiri menjadi ambigu jika dikaitkan dengan Nouvelle Vague (Gelombang Baru Prancis). Nuberu bagu tidak berangkat dari tradisi kritik seperti Nouve Vague dalam menawarkan nilai maupun pilihan estetis film. Awalnya, Nuberu bagu digerakkan oleh beberapa kelompok pemuda pembuat film muda di studio produksi yang sudah berdiri tetap sejak masa sebelumnya. Kondisi geopolitik pasca-perang banyak mempengaruhi perkembangan artistik sinema
Nuberu bagu, terutama bagi Nagisha Oshima. Beragam konflik kelas selalu dihadirkan dalam setiap filmnya. Naked Youth atau Cruel Youth Story merupakan satu film di awal karir Oshima yang menjadi penanda arah gaya sinematiknya. Peran hasrat dan ekspresi seksual tak luput disorot oleh Shohei Imamura sebagai bahan bakar film-fimnya. Pigs and Battleships merupakan satu contoh yang berkisah tentang pemuda dan prostitusi di masa pasca-perang. Hasrat ditujukan sebagai ekspresi dan pembebasan. Perihal identitas banyak menjadi soal bagi Hiroshi Teshigahara. Visualisasi reflektif atas paradoks kebebasan dan parabel modernisme yang mengena permasalahan eksistensi manusia ditampilkan dalam Woman in The Dunes. Soal-soal identitas yang menunjukan cara sorang asing datang masuk dan kemudian berusaha keluar dari kondisi-kondisi tak dikenali juga ditampilkan Yoshishige Yoshida. Pada kisah Good for Nothing, kondisi yang berbeda dihadirkan oleh persona perempuan dalam berhubungan dengan tokoh Jun.
Diawali dengan Nuberu bagu sebagai pintu masuk program ini, peristiwa-peristiwa sinema setelahnya telah menunggu giliran. Cafe Society Cinema, melalui program penayangan alternatif ini, ingin memetakan posisi dan proposisi peristiwa sinema Jepang tentang perkembangan sinemanya secara kontinu. Memang, alangkah baiknya mengawalinya dengan nama-nama klasik seperti Kenji Mizoguchi, Yasujiro Ozu, Akira Kurasawa ataupun film-film awal Jepang era Gerakan Film Murni (Pure Film Movement). Pun begitu, program ini tidak dimaksudkan untuk melinierisasi gerak sinema Jepang.
Arah boleh jadi maju boleh jadi mundur, sesuai petunjuk waktu pada catatan program. Siapkan sabuk dan eratkan pengamanmu. Perjalanan sinema Jepang segera dimulai!
[ArieKama]
Selasa, 6 Agustus 2019
Good for Nothing (Yoshishige Yoshida, 1960, 87 menit)
Jun, pemuda yang bosan dengan rutinitas keseharian jatuh hati pada sekretaris ayah temannya. Lalu, disorientasi mengacaukan semuanya.
Selasa, 13 Agustus 2019
Cruel Youth Story (Nagisha Oshima, 1960, 96 menit)
Cerita mahasiswa yang mengambil keuntungan dari gadis SMA dengan cara amatir. Alih-alih menumpang pulang, mereka memeras uang pria beruang.
Selasa, 20 Agustus 2019
Pigs and Battleship (Shohei Imamura, 1961, 108 menit)
Kinta, pemuda pekerja yang berharap memiliki kehidupan nyaman bersama kekasihnya dari bisnis ternak babi kelompok Yakuza lokal. Romansa yang berlatar politik pasca perang Jepang- Amerika dengan bungkusan komedi.
Selasa, 27 Agustus 2019
Woman in the Dunes (Hiroshi Teshigahara, 1964, 147 menit)
Perjalanan Niki Jumpei, guru sekaligus entomologis yang melancong dari Tokyo ke bukit pasir untuk mencari penemuan serangga hingga ia menyadari telah terjebak bersama janda kelahiran sana.