SEPTEMBER 2019

Watching Photograph

Sudah menjadi rahasia umum rasanya jika mengatakan bahwa film adalah medium yang lahir melalui fotografi. Lewat jepretan kamera milik Louis Le Prince di tahun 1888, umat manusia membuka lembar baru dalam dunia gambar bergerak. Penemuan ini sekaligus memberi dikotomi baru dalam perkembangannya, seperti manakah yang fotografis dan manakah yang sinematik, manakah yang still image dan manakah yang moving image.

Dalam beberapa kasus, kecairan justru hadir antara yang diam dan bergerak, ketika sebuah film menampilkan sebuah foto yang discan atau satu shot panjang dengan objek yang diam. Pada poin ini kita bisa melihat bahwa perbedaan antara foto dan film hanya bisa disaksikan melalui perubahan waktu, pergerakan timeline aplikasi pemutar video, dan lamanya kita melihat layar tersebut. Citra yang hadir di layar itu diam dan bergerak dalam waktu yang bersamaan.

Terlepas dari dikotomi yang hadir. Sebagai medium awal yang mampu membekukan memori paling mirip dengan aslinya, fotografi sering kali digunakan sebagai cara untuk mengarsipkan sebuah peristiwa. Karena karakternya itulah acap kali foto digunakan sebagai materi dasar pembuatan film, terlebih untuk film dengan jenis dokumenter. Dengan menambahkan narasi berupa teks ataupun suara–sebagai cara untuk menjahit footage–kumpulan foto tersebut dapat memberikan perspektif lain dan cerita baru dari sebuah peristiwa yang dihadirkan. Cara ini sekaligus memperlihatkan kekuatan fotografi, melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh teks dan suara.

Akhir kata, jika ada yang mengatakan bahwa film tidak hanya terjadi di dalam layar, melainkan juga dalam benak penontonnya. Maka film-film yang menggunakan foto sebagai bahan dasar pembuatannya, agaknya mampu membuat penonton lebih berimajinasi. Untuk melengkapi kepingan foto–memori–di layar, sebelum menjadi adegan yang utuh di dalam benaknya. Selamat menonton!

 

(Arief Budiman)

re-la-jette1
re-di-mana-saya2
re-terminal-bar1
re-pulang

10 September 2019

“La Jette” | Chris Marker | 28 menit | 1962

Cerita fiksi ilmiah tentang seorang tahanan yang dikirim melintasi waktu pasca perang dunia ketiga. Perjalanannya disajikan melalui potongan-potongan foto yang menggambarkan kerapuhan dan ketidakutuhan dari memori miliknya.

“Di mana saya?” | Anggun Priambodo | 12 menit | 2008

Film yang tergabung dalam antologi 10 tahun reformasi “9808” ini, berisi montase dari kumpulan koleksi foto dan cerita yang dituturkan oleh beberapa orang. Terkait dengan pengalaman personal mereka di saat peristiwa reformasi pada Mei 1998.

 

“Terminal Bar” | Stefan Nadelman | 22 menit | 2002

Sejarah dari sebuah bar–di Time Square, New York–yang diambil dalam kurun waktu 10 tahun, 1972 hingga 1982. Bar ini memiliki pelanggan yang beragam, mulai dari kelas pekerja Irlandia sampai lelaki gay Amerika keturunan Afrika.

 

“Pulang” | Putri Riendra Haifa | 6 menit | 2014

Kisah tentang kenangan masa kecil dari seorang wanita yang baru saja pulang ke tanah air, dan sebuah bioskop yang kini hanya bisa dinikmati olehnya melalui sebuah foto.

re-a-place-i-have-never-been1
re-landscape-series2
re-on-photographic-time-and-motion
re-passanger
re-flower-grow-out-of-my-grave1

17 September 2019

“A Place I Have Never Been” | Adrian Flury | 5 menit | 2014

Ribuan foto yang berisi situs populer di Athens, disusun layaknya puzzle secara sistematis dan berasal dari berbagai macam sumber. Susunan foto y ini memberikan perspektif yang menarik dalam menangkap detail dari situs tersebut.

“Landscape Series #1” | Nguyen Trinth Thi | 5 menit | 2013

Figur-figur manusia yang hadir di beberapa foto yang didapatkan dari internet ini membentuk sebuah pose yang hampir serupa. Rangkaian pose ini memunculkan sebuah kode yang unik, memperlihatkan relasi antara manusia dan ingatan yang dimilikinya.

 

“On Photographic Time and Motion” | Akiq A.W. | 6 menit | 2010

Sebuah karya video yang dibuat dengan logika fotografi dalam tiga bentuk; potret, lanskap, dan still life. Karya ini mencoba bermain serta mengaburkan batas tentang apa yang diam dan yang bergerak dalam sebuah proses penciptaan imaji, baik dalam fotografi ataupun video.

“Passanger” | Jutta Strohmaier | 13 menit | 2004

Satu ruang kosong di dalam sebuah gedung yang diam dan bergerak dalam waktu bersamaan. Ruangan tersebut ditampilkan bersama dengan pergerakan bayangan dari bangunan lain, yang masuk ke dalam ruangan akibat adanya pergerakan dan perubahan sumber cahaya; lampu pijar dan matahari.

“Flower Grow Out of My Grave” | Soemantri Gelar | 8 menit | 2017

Sebuah foto yang digubah menjadi citraan gambar bergerak dengan permainan image filter dan emoticon dalam gawai. Suara latar yang muncul, berupa atmosfir, menjadi pelengkap imajinasi tentang sebuah ruang yang hadir melalui foto tersebut.

re-the-salt-of-earth2

24 September 2019

“The Salt of Earth” | Wim Wenders & J.R. Salgado | 110 menit | 2014

Dokumenter biografi yang menjukstaposisikan foto, video, dan narasi yang berada dibalik karya-karya Sebastiao Salgado. Setelah eksil dari Brazil, Salgado kerap memotret dengan gaya dokumenter dan banyak menangkap peristiwa pilu yang terjadi pada kehidupan manusia.